Es krim dan minuman dengan brand Mixue mungkin tak asing di telinga kita. Pada 2023 lalu, lebih dari 1.000 gerai Mixue telah dibuka hampir di seluruh wilayah Indonesia dan ramai menjadi buah bibir di dunia maya. Bahkan, netizen banyak yang mengatakan, setiap ada ruko kosong maka akan segera diisi oleh gerai Mixue.
Es krim yang enak dan murah serta variasi produk yang dijual menjadi keunggulan Mixue yang banyak dicari pelanggan. Kesuksesan Mixue ini tentu tidak bisa dilepaskan dari sejarah dan sosok pendiri Mixue. Berikut penjelasan sejarah singkat dan kisah sukses dari pemilik atau pendiri Mixue.
Perjalanan Zhang Hongchao Sang Pendiri Mixue
Menurut informasi dari situs resminya mxbc.com, Mixue berasal dari Shanghai, Cina. Ia didirikan oleh Zhang Hongchao pada 1997. Sebelum terjun membuat bisnis sendiri, Zhang sempat menjadi pekerja paruh waktu di sebuah toko es krim Tiongkok.
Ia melakukan hal itu untuk membantu keuangan keluarga, meskipun, Zhang kala itu masih menjadi mahasiswa tahun keempat di Universitas Keuangan dan Ekonomi Henan.
Dari pengalaman itulah, Zhang kemudian memiliki ide dan keberanian untuk membuat brand minuman sendiri. Ia memulai dengan modal 4.000 yuan atau setara dengan Rp 8 juta (kurs Rp 2.000) yang didapat dari neneknya. Zhang memutuskan untuk membuat gerai es serut yang menjadi cikal bakal Mixue di sebuah ruko kecil di daerah Zhengzhou.
Seiring berjalannya waktu, bisnisnya tumbuh pesat. Tak hanya menjual es serut, tetapi juga menghadirkan es krim, smoothie, dan milk tea. Perjalanan wirausaha Zhang tak selalu mulus. Ia pernah mengalami kegagalan yang membuat toko pertamanya harus ditutup. Namun, Zhang tidak menyerah.
Di tahun-tahun berikutnya Zhang bangkit dengan mendirikan Mixue Bingcheng. Kiosnya menawarkan es krim dengan harga yang sangat kompetitif. Jika harga es krim di toko lain berkisar 10 yuan, di toko Zhang menjualnya hanya 2 yuan.
Strategi harga yang kompetitif inilah yang menjadi kunci keberhasilan Mixue Bingcheng. Harga tersebut tercapai melalui efisiensi biaya produksi rendah. Mereka mengelola dan membangun rantai pasokannya sendiri, mulai dari proses produksi bahan baku, pergudangan, hingga logistik.
Tahun demi tahun bergulir, hingga pada era 2010-an, Mixue berkembang menjadi entitas bisnis independen dengan jejak waralaba yang merambah Tiongkok dan negara-negara lain.
Filosofi di Balik Nama Mixue
Melansir berbagai sumber, dalam bahasa Mandarin, Mixue berasal dari kata “Mi” yang berarti madu (manis) dan “Xue” yang berarti salju. Dari penggabungan ini, Mixue memiliki makna “salju yang manis seperti madu”.
Bisnis es krim Mixue terus berkembang dengan sukses, diiringi dengan usaha keras Zhang Hongchao dan timnya.
Hingga 2023, terdapat sekitar 30.000 gerai Mixue yang telah beroperasi di Tiongkok dan tersebar di sekitar 12 negara di Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, Vietnam, Malaysia, dan Singapura.
Sumber Gambar : youtube.com/sakinahdlr